Cinta bisa berakhir manis, tapi kadang juga bisa berakhir tragis.
Cinta yang berakhir tragis memang seringkali membuat pilu sampai bikin
nangis.
Tapi ada kisah-kisah cinta yang berakhir tragis yang mungkin hanya dialami oleh orang Minang, karena tragisnya kisah cinta tersebut berkaitan erat dengan kebudayaan dan kehidupan orang Minang sendiri, seperti berikut ini:
1. Kisah cinta jarak jauh antara sepasang kekasih di kampung dan perantauan yang berakhir dengan ditinggal nikah
Kisah cinta seperti ini, saking banyaknya yang mengalami bahkan sering diangkat menjadi lagu minang oleh beberapa penyanyi. Karena kejadian seperti ini memang memilukan, terutama bagi yang mengalaminya langsung.
Bayangkan saja, hubungan jarak jauh yang sudah dipelihara dengan rasa saling percaya tiba-tiba harus kandas karena pasangan menikah justru dengan orang lain.
Penyebabnya biasanya macam-macam. Mulai dari disuruh orang tua cepat menikah sampai dijodohkan oleh keluarga terutama biasanya ‘Mamak’ yang paling ngotot.
2. Kisah cinta yang sudah terjalin lama, pas mau nikah eh ternyata ‘Sasuku’
Ada yang mengalami seperti ini? Ada. Banyak malah. Memilukan? Banget. Ya, dalam adat Minangkabau, menikah dengan orang yang satu suku (sukunya sama) memang sebuah pantangan. Kalau dilanggar urusannya nggak kalah heboh dan ribet dengan nikah beda agama.
Menikah sasuku dalam adat Minangkabau sendiri banyak kategorinya, bahkan ada yang dibolehkan jika memang hubungan suku kedua pasangan tersebut sudah jauh (beda kampung, beda datuk dll).
Tapi hukuman adat tentang menikah Sasuku ini sendiri terbilang berat. Bisa diusir dari kampung. Bahkan banyak yang nekat menikah dan akhirnya tak pernah lagi kembali ke kampung halamannya.
3. Kisah Cinta yang direstui orang tua justru tak direstui Mamak
Mamak (saudara laki-laki dari ibu) mempunyai peranan penting dan kuat dalam Adat Minangkabau. Ia memiliki tanggung jawab untuk mendidik kemenakannya.
Sampai dalam urusan pernikahan sekalipun, Mamak punya peranan penting. Untuk urusan pinang meminang misalnya, keluarga yang akan melakukan biasanya akan diwakili oleh Mamak. Nah, terkadang dalam masalah inilah timbul permasalahan, hubungan sudah direstui orang tua, tapi justru tak direstui Mamak.
4. Cinta dilerai Adat
Meskipun dalam kesatuan Adat Minangkabau, bukan berarti semua daerah adat yang digunakan sama. Seperti misalnya adat orang Pariaman dan Payakumbuh.
Di Pariaman misalnya adatnya ketika menikah, pihak perempuan harus memberikan harta (umumnya berupa uang, dulu emas) yang disebut sebagai ‘Uang Japuik’ kepada pihak laki-laki.
Di Payakumbuh pihak laki-laki wajib membelikan dan membelikan semua peralatan kamar calon pengantin perempuan, adat ini dinamakan ‘Sasuduik’.
Nah, bayangkan jika ada lelaki Pariaman dan perempuan Payakumbuh ini jatuh cinta dan masing-masing keluarga kekeuh untuk melaksanakan adat daerahnya masing-masing. Ribet kan?
Dan cerita ini pernah diangkat oleh Ferdinand Almi, mahasiswa ISI Padangpanjang menjadi sebuah karya Film berjudul Salisiah Adaik dan berhasi memenangkan Piala Maya 2014 untuk ketegori Film Daerah.
Ada yang pernah mengalami masalah percintaan seperti di atas?
Tapi ada kisah-kisah cinta yang berakhir tragis yang mungkin hanya dialami oleh orang Minang, karena tragisnya kisah cinta tersebut berkaitan erat dengan kebudayaan dan kehidupan orang Minang sendiri, seperti berikut ini:
1. Kisah cinta jarak jauh antara sepasang kekasih di kampung dan perantauan yang berakhir dengan ditinggal nikah
Kisah cinta seperti ini, saking banyaknya yang mengalami bahkan sering diangkat menjadi lagu minang oleh beberapa penyanyi. Karena kejadian seperti ini memang memilukan, terutama bagi yang mengalaminya langsung.
Bayangkan saja, hubungan jarak jauh yang sudah dipelihara dengan rasa saling percaya tiba-tiba harus kandas karena pasangan menikah justru dengan orang lain.
Penyebabnya biasanya macam-macam. Mulai dari disuruh orang tua cepat menikah sampai dijodohkan oleh keluarga terutama biasanya ‘Mamak’ yang paling ngotot.
2. Kisah cinta yang sudah terjalin lama, pas mau nikah eh ternyata ‘Sasuku’
Ada yang mengalami seperti ini? Ada. Banyak malah. Memilukan? Banget. Ya, dalam adat Minangkabau, menikah dengan orang yang satu suku (sukunya sama) memang sebuah pantangan. Kalau dilanggar urusannya nggak kalah heboh dan ribet dengan nikah beda agama.
Menikah sasuku dalam adat Minangkabau sendiri banyak kategorinya, bahkan ada yang dibolehkan jika memang hubungan suku kedua pasangan tersebut sudah jauh (beda kampung, beda datuk dll).
Tapi hukuman adat tentang menikah Sasuku ini sendiri terbilang berat. Bisa diusir dari kampung. Bahkan banyak yang nekat menikah dan akhirnya tak pernah lagi kembali ke kampung halamannya.
3. Kisah Cinta yang direstui orang tua justru tak direstui Mamak
Mamak (saudara laki-laki dari ibu) mempunyai peranan penting dan kuat dalam Adat Minangkabau. Ia memiliki tanggung jawab untuk mendidik kemenakannya.
Sampai dalam urusan pernikahan sekalipun, Mamak punya peranan penting. Untuk urusan pinang meminang misalnya, keluarga yang akan melakukan biasanya akan diwakili oleh Mamak. Nah, terkadang dalam masalah inilah timbul permasalahan, hubungan sudah direstui orang tua, tapi justru tak direstui Mamak.
4. Cinta dilerai Adat
Meskipun dalam kesatuan Adat Minangkabau, bukan berarti semua daerah adat yang digunakan sama. Seperti misalnya adat orang Pariaman dan Payakumbuh.
Di Pariaman misalnya adatnya ketika menikah, pihak perempuan harus memberikan harta (umumnya berupa uang, dulu emas) yang disebut sebagai ‘Uang Japuik’ kepada pihak laki-laki.
Di Payakumbuh pihak laki-laki wajib membelikan dan membelikan semua peralatan kamar calon pengantin perempuan, adat ini dinamakan ‘Sasuduik’.
Nah, bayangkan jika ada lelaki Pariaman dan perempuan Payakumbuh ini jatuh cinta dan masing-masing keluarga kekeuh untuk melaksanakan adat daerahnya masing-masing. Ribet kan?
Dan cerita ini pernah diangkat oleh Ferdinand Almi, mahasiswa ISI Padangpanjang menjadi sebuah karya Film berjudul Salisiah Adaik dan berhasi memenangkan Piala Maya 2014 untuk ketegori Film Daerah.
Ada yang pernah mengalami masalah percintaan seperti di atas?
0 komentar:
Posting Komentar